
TMN/MANILA-FILIPINA – Demo terjadi 21 September 2025. Para Pendemo menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas dugaan penyelewengan dana proyek infrastruktur pengendalian banjir yang disebut-sebut sebagai proyek hantu yang diperkirakan berpotensi merugikan negra mencapai 18 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp. 297 triliun. Angka Korupsi fantastis inilah yang semakin membakar kemarahan rakyat
Polisi memperkirakan jumlah massa mencapai 115.000 orang. Para peserta aksi mengenakan pakaian hitam dan putih yang masing-masing melambangkan perlawanan serta persatuan dan harapan. Mereka menuntut bukan hanya pengembalian dana, tapi juga keadilan agar para pejabat yang terlibat tidak lolos dari jerat hukum. Di dekat istana kepresidenan Malacanang, kericuhan semakin pecah. Sekitar 100 orang bentrok dengan polisi, membakar ban dan melempari petugas. Polisi membalas dengan gas air mata dan menangkap para demonstran.
Meski sebagian besar berjalan damai, kericuhan pecah ketika sekelompok demonstran berpakaian hitam dan bertopeng berusaha menerobos barikade menuju istana kepresidenan Malacan. Mereka melempari aparat dengan batu dan membakar kendaraan yang dijadikan penghalang jalan. Insiden tersebut menyebabkan 84 polisi terluka.

Presiden Marcos Junior merespon dengan meminta demo untuk tetap damai. Ia mengaku tidak menyalahkan rakyat karena kemarahan terhadap korupsi memang beralasan. Militer Filipina kini dalam siaga penuh untuk mencegah eskalasi. Pasukan keamanan digerahkan untuk menjaga gedung pemerintahan dan jalur strategis di ibu kota.
Kerusuhan meluas ketika kelompok lain menyerang di sebuah hotel di Manila. Fasilitas hotel dirusak, sejumlah kendaraan dibakar dan para pelaku berhasil diamankan polisi.
RED / Jum Ad / Berbagai Sumber