
SURAT PENUTUPAN TAMBANG DI BOGOR
TMN/BOGOR – Penutupan sementara Tambang yang ada di wilayah Bogor barat yang dilakukan oleh Gubernur Jawabarat menuai protes dari masyrakat. Penutupan itu tertuang dalam surat yang dikeluarkan 25 September 2025. Surat tersebut menyatakan masih terdapat permasalahan terkait aspek lingkungan dan keselamatan sehingga menyebabkan terganggunya ketertiban umum, kemacetan, polusi, kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan, serta berpotensi terjadinya kecelakaan.
Hari berikutnya setelah penutupan tambang-tambang yang ada di Bogor Barat, Masyarakat yang tergabung dalam Aliansi menyatakan sikapnya. Dan Video Penyataan sikap ini beredar di jagat Medsos yang terkutif berisi “Kami Aliansi Masyarakat Kecamatan Parung Panjang, Kecamatan Rumpit, Kecamatan Cigudeng, Kecamatan Tjo menolak kebijakan Gubernur Jawa Barat atas penghentian kegiatan perusahaan tambang di wilayah kami.”
Sementara itu Untuk menjawab pernyataan penolakan tebuka ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi pun membuat sebuat video yang diunggal di akun medsosnya.
“Saudaraku yang baik hati, saya memahami kegelisahan, kekecewaan, dan kemarahan Anda atas keputusan saya untuk menutup sementara tambang Parung Panjang. Saya paham bahwa para penambang kehilangan pendapatannya, para pengusaha angkutan kehilangan pemasukannya, sopir-sopir truk toronton kehilangan pekerjaannya. Saya paham bahwa banyak pihak yang dirugikan karena kebijakan ini. Tetapi Anda juga harus paham dari 2019 sampai 2024 ada 195 orang meninggal di jalanan karena terlindas struk, tersenggol, bertabrakan.” Ungkap Gubernur Jabar

“Ada 104 luka berat. Pertanyaannya adalah ke mana Anda semua ketika banyak anak-anak yang kehilangan bapaknya? Banyak suami yang kehilangan istrinya, banyak kakak adik yang kehilangan saudaranya. Ada tangis yang pilu saat mereka jatuh di jalanan terlindas truk-truk besar. Ke mana kearifan dan kebijakan Anda untuk menyelesaikan seluruh problem sosial yang ditimbulkan? Berapa derita masyarakat yang mengalami ISPA? Berapa angka depresi yang lahir dari jalanan yang setiap hari bergumul dengan maut, bergumul dengan debu? Berapa hancurnya ekosistem di sekitar Parung Panjang? Gubernur bertindak atas nama ekosistem, atas nama keadilan, tetapi juga kita mempertimbangkan ekonomi. Saya tidak anti penambangan, tetapi saya sangat bersikap empati pada rakyat yang derita dan saya juga merasa kecewa.” Lanjut Nya
“Kenapa seolah tidak peduli kepada kepentingan orang lain, pada kepentingan umum, pada saat jalan lagi dibangun oleh Pemprop? Baru beberapa hari teras dilindas. Berapa puluh miliar kerugian kami apabila itu dibiarkan. Ke depan kami harus membangun lagi jalan. Berapa triliun harus yang harus kami siapkan? Siapa yang menikmati? Hanya para penambang. Siapa yang rugi? Rakyat.” Papar KDM
“Siapa yang rugi negara? Untuk itu, mohon maaf apabila kebijakan saya, keputusan saya mengecewakan. Tetapi sebagai gubernur harus mengambil keputusan yang pahit demi kehidupan yang lebih baik. Salam untuk semuanya.” .” Terkutif dari ungkapan Kang Dedi Mulyadi Selaku Gubernur Jawa Barat.
RED / JumAD / Sumber : Dedi Mulyadi Channel