
Tanggap Potensi Megathrust BMKG Serukan Kesiapsiagaan Tanpa Kepanikan
TMN/JAKARTA – Gempa bumi berskala besar atau disebut Gempa bumi Megathrust adalah gempa bumi dengan kekuatan besar yang terjadi pada zona subduksi di sepanjang batas lempeng konvergen destruktif, di mana satu lempeng tektonik tertekan di bawah lempeng yang lain.
Zona megathrust adalah area pertemuan dua lempeng tektonik tempat lempeng samudra yang lebih padat menyusup ke bawah lempeng benua yang lebih ringan, menyebabkan penumpukan energi dan potensi terjadinya gempa bumi berkekuatan sangat besar (di atas magnitudo 8) dan tsunami. Wilayah seperti Indonesia memiliki banyak zona megathrust aktif yang menyimpan energi besar dan perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan bencana alam.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG kembali mengingatkan ancaman bencana gempa bumi tsunami hingga Megatras yang kapan saja bisa terjadi di selatan Pulau Jawa. Hal itu diungkapkan Kepala BMKG Dwi Korita Karnawati dalam sambutan di acara sekolah lapang gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa, 23 September.
Sebelumnya BMKG bahkan merilis sebaran zona Megatras yang ada di wilayah Indonesia. Megatras sendiri adalah zona di mana dua lempeng tektonik bertemu dan salah satunya menyusup ke bawah yang lain. Dikutip dari Instagram BMKG, setidaknya ada 13 zona Megatras di Indonesia. Zona MTras ini hampir mengelilingi seluruh wilayah Indonesia.
Menurut BMKG, Lokasi megatras bervariasi dari timur hingga selatan. Lembaga itu juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki sejumlah zona megatras yang tinggal menunggu waktu untuk melepaskan energi. Istilah tinggal menunggu waktu bukan untuk menakut-nakuti, namun sebagai bentuk pernyataan ilmiah. Dalam artian zona tersebut menyimpan potensi besar memicu gempa besar.
Namun bukan berarti akan terjadi dalam waktu dekat. Istilah itu digunakan sebagai bentuk kewaspadaan berdasarkan data sejarah dan geologi sehingga bukan untuk menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat Indonesia.
RED / Source : BMKG /