TMN-HISTORY – Boudicca menjadi simbol perlawanan Britania. Boudicca adalah Ratu suku Iceni pada tahun 61 Masehi, sebuah kelompok Celtic Inggris kuno yang memerintah wilayah mereka secara independen.
Boudicca adalah istri Raja Iceni, Prasutagus, yang telah tunduk kepada Claudius penguasa romawi setelah invasi romawi pada tahun 43 Masehi ke wilayah Britania. Boudicca Menikah dengan Prasutagus sekitar tahun 48 hingga 49 Masehi, Boudicca melahirkan dua putri (Sejarah tidak mencatat nama putri Boudicca) tahun 61 Masehi.
Sebuah perjanjian awal dibuat antara Kaisar dan bangsa Iceni, bahwa Ratu Boudicca akan memerintah bersama putri-putrinya setalah kematian Prasutagus.
Setelah Raja Prasutagus wafat, Kaisar Nero pemimpin romawi saat itu melanggar perjanjian tersebut. Boudicca melakukan penolakan atas pelanggaran serta pengkhianatan dari kaisar Nero saat itu,Namun hasil yang di dapat oleh Boudicca malah hukuman. Boudicca dicambuk si depan warganya dan putri-putrinya diserang serta diperkosa oleh pasukan romawi di bawah pimpinan kaisar nero.
Kejadian inilah yang akhirnya menyulut dendam dan kemarahan Boudicca kepada bangsa romawi yang saat itu ingin menguasai Iceni sepenuhnya. Dipenuhi amarah dan dendam Boudicca mengibarkan panji-panji perlawanan kepada Romawi, bersama sukunya yakni suku Iceni, Boudicca melakukan pemberontakan terhadap tindakan tirani dan kekejaman bangsa Romawi.
Dalam aksi pemerontakan yang dilakukan Boudicca, Dirinya berhasil menguasai tiga wilayah kekuasaan bangsa romawi di ritania. Daerah yang berhasil di duduki Boudicca adalah Kota Camulodunum atau Colchester modern saat ini,kota Lindum atau Lincoln di pimpin Petilius Cerialis dan Kota Verulamium atau St. Albans saat ini.
Boudicca membakar kota-kota itu hingga rata dengan tanah, dan diperkirakan sekitar 70.000 orang telah dibantai dalam perlawanan Boudicca untuk menduduki ketiga kota yang dikuasai romawi.
Perlawanan Boudicca pada kekuasaan romawi saat itu membuat ketakutan yang luar biasa bagi romawi, hingga Kaisar Nero kewalahan melawan pemerontakan yang dipimpin Boudicca.

Kaisar nero, menyusun strategi dan menghimpun kekuatan militernya dengan jumlah besar, diperkirakan sekitar 200.000 ribu personil.
Menurut catatan kuno, serangan Romawi sangat dahsyat, dan pasukan Britania hancur lebur dalam serangan tersebut. Mungkin sebanyak 80.000 pemberontak pimpinan Boudicca tewas, salam serangan iyu. daalam peperangan menumpas pemerontakan Boudicca pasukan Romawi membunuh perempuan dan anak-anak tanpa pandang bulu. Dalam catatan melaporkan bahwa hanya 400 orang Romawi yang tewas, dan jumlah yang sama terluka, dalam pertempuran tersebut.
Nasib dari sang Warrior Iceni ini, Menurut beberapa catatan sejarah menyatakan bahwa Boudicca bunuh diri dengan meracuni dirinya sendiri. Sementara nasib putri-putrinya yang selamat dari pertempuran awal, menghilang dari catatan sejarah pada saat itu.
Ratu Iceni sering dihormati saat ini sebagai pejuang kemerdekaan yang hebat melawan penindasan Romawi, Terlepas dari kebenaran inspirasi di balik pemberontakan Boudicca karena kesadisan romawi saat itu yakni pemerkosaan putri-putri Boudicca dan pencambukannya sendiri, tindakan balas dendamBoudicca tidak kalah brutal seperti tindakan kerutalan romawi pada Boudicca dan angsanya.
Atas keberanian serta semangat Boudicca untuk membebaskan bangsanya dari penindasan romawi, dirinya dikenang oleh bangsa inggri melalui sebuah monumen yang tebruat dari perunggu yang berdiri tegak disalah satu kota besar di Inggris.
RED/Dari berbagai Sumber