
Fenomena DiLangit 1
TMN/IPTEK – Bulan Oktober 2025 akan menjadi panggung besar untuk fenomena langit yang mempesona. Sepanjang bulan ini ada enam peristiwa astronomi yang bisa dinikmati mulai dari galaksi yang berjuta-juta tahun cahaya jauhnya hingga hujan meteor dan super moon yang bersinar terang di langit malam.
Fenomena pertama yakni galaksi Andromeda dan planet Kataiseres pada 2 Oktober.Galaksi Andromeda atau Mesier 31 adalah galaksi spiral terdekat dengan Bima Sakti berjarak sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Galaksi ini pertama kali dicatat oleh astronom Persia pada abad ke-10 dan hingga kini masih menjadi objek langit favorit para pengamat. Saat fenomena ini terjadi, Andromeda akan berada di titik tertinggi langit sehingga mudah diamati tanpa terhalang cahaya horizon.Pada langit yang gelap, galaksi ini tampak sebagai noda putih kecil. Namun di baliknya terdapat ratusan miliar bintang. Jika menggunakan teleskop sederhana, Anda bisa melihat lengkungan spiral yang menunjukkan betapa besarnya alam semesta di sekitar kita. Di malam yang sama, planet Kataiseres berada di titik oposisi atau berada di garis lurus antara bumi dan matahari.Seres adalah objek terbesar di sabuk asteroid. Ditemukan pada 1801 oleh Giuseppe Biazi dan menjadi planet Katai pertama yang pernah dikenal manusia. Seres akan bersinar lebih terang dan menjadi target ideal untuk diamati dengan teropong atau teleskop kecil.
Fenomena kedua, Supermon yang akan terjadi pada 7 Oktober.Harve Supermon terjadi ketika Bulon berada di titik terdekatnya dengan bumi atau periji bertepatan dengan bulan purnama. Fenomena ini membuat bulan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang. Super Moon kali ini dikenal sebagai Harvest Moon atau Bulan Planet. Nama ini muncul dari tradisi petani di belahan utara yang mengandalkan cahaya bulan purnama untuk membantu panen di malam hari.Di era modern, Harvest Moon masih menjadi simbol keindahan.
Fenomena ketiga, hujan meteor Draconit yang terjadi pada 8 Oktober. Draconit berasal dari puing comet 21P. Geokobinisiner yang setiap tahun meninggalkan jejak debu di ruang angkasa. Ketika bumi melintasi jejak ini, partikel kecil masuk ke atmosfer dan terbakar membentuk garis cahaya yang kita sebut meteor.Berbeda dengan hujan meteor lain, drakonit cenderung pelan dan tampak di sekitar rasi drako. Rata-rata tercatat sekitar 10 m/j. Namun pada beberapa tahun drakonit pernah meledak menjadi ratusan meteor dalam 1 jam.

Fenomena keempat konjungsi bulan dan Venus pada 19 Oktober. Di pagi hari sebelum fajar, bulan sabit dan Venus tampak berdekatan.Hanya beberapa derajat di langit timur. Venus sering disebut sebagai bintang fajar atau bintang senja karena posisinya yang selalu dekat dengan matahari dan berkilau terang di saat cahaya lainnya meredup. Fenomena konjungsi ini memberikan penampilan yang unik seakan Bulan dan Venus sedang berbincang di langit pagi.Bagi pengamat cukup lihat ke arah timur sebelum matahari terbit dan momen indah ini dapat dinikmati tanpa peralatan khusus.
Fenomena kelima adalah hujan meteor Orionit pada 21 Oktober. Hujan meteor ini berasal dari debuk komet heli. Komet paling terkenal dan paling ditunggu kedatangannya setiap 76 tahun sekali.Meski kita harus menunggu puluhan tahun untuk melihat komet heli kembali, punya dapat kita saksikan setiap tahun dalam bentuk orionit. Orionit termasuk hujan meteor sedang dengan sekitar 20 met/ jam di puncaknya. Pada tahun 2025 ini, puncak Orionit bertepatan dengan bulan baru sehingga langit malam gelap sempurna untuk pengamatan. Meteor akan tampak muncul dari rasi Orion, salah satu rasi yang paling mudah dikenali dengan tiga bintang sejajar sebagai sabuk Orion.
Fenomena keenam, Merkurius pada elongasi timur terbesarnya pada 29 Oktober. Merkurius sering menjadi planet yang sulit dilihat karena selalu berada di dekat dengan matahari. Namun saat elasi timur terbesar, Merkurius tampak berada paling jauh dari matahari dari perspektif bumi. Inilah momen terbaik untuk melihat planet terkecil tata surya yang sangat cepat mengelilingi matahari hanya 88 hari.Pada 29 Oktober, Merkurius bisa dilihat setelah matahari terbenam di arah barat tampak sebagai titik cahaya kecil yang berkilau.
RED / More Source / JumAD