
TMN/BANDUNG – Buntut dari kejadian ribuan korban keracunan santapan MBG di wilayah Jawa Barat yang belakangan viral di dunia jagat maya. Hal ini membuat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menurutnya harus segera dievaluasi dalam pelaksanaan MBG di wilayahnya. Tujuannya jelas agar kasus keracunan makanan yang menimpa ribuan siswa di Jawa Barat tidak lagi terulang.
Dedy menyebut ada tiga persoalan utama yang membuat makanan dalam program MBG beresiko tidak layak disantap.
“Pertama, kemampuan dapur layanan tidak seimbang dengan jumlah siswa yang harus dilayani. Kedua, jarak pengiriman dari dapur ke sekolah terlalu jauh. Dan ketiga, banyak penyelenggara memasak sejak tengah malam sementara makanan baru dibagikan siang hari.” Kata Dedi Mulyadi
“Ada keracunan itu lebih disebabkan karena jumlah layanannya tidak seimbang dengan jumlah pelayan.” Lanjut Dedi
“Begini, misalnya yang dilayaninnya sekian ribu orang, kemudian jumlah yang melayaninya hanya sedikit, ditambah lagi jarak yang ditempuh jauh. Kemudian ditambah lagi juga ingin memberikan layanan secara sekaligus. Misalnya gini, masaknya jam .00 malam atau masaknya jam 12.00 malam, disajikannya jam 12.00 siang kan jarak waktunya lama.” Ungkap Dedi Mulyadi menjelaskan.
“Nah, itu kan perlu dievaluasi. Nah, kalau sudah dievaluasi itu berarti penyelenggara kegiatannya tidak mampu. Kalau penyelenggara kegiatan tidak mampu atau vendor yang melaksanakan kegiatan layanan tidak punya kemampuan, dia evaluasi dan ganti pada yang lebih mampu. Dia menegaskan, meski sejauh ini kasus keracunan MBG belum menimbulkan korban jiwa, namun trauma pada siswa jelas nyata. Traumanya nanti mereka tidak mau makan lagi terhadap makanan yang disajikan. Sedangkan makanan yang disajikan itu kan tiap hari dilakukan.Ini yang disebut dengan diperlukannya evaluasi terhadap penyelenggara kegiatan.” Tutup Pak Gubernur Jabar.
RED